Hacker mempunyai peluang terhadap kelengahan pengguna gadget di tempat publik untuk mencuri informasi berharga dengan berbagai macam cara, seperti serangan man-in-the middle, membuat hotspot palsu, hingga packet sniffing. Kalau tidak waspada, informasi vital macam username dan password pengguna untuk login ke layanan online bisa jatuh ke tangan orang yang tak bertanggung jawab.
Baca Juga : Apa Standar Keamanan WiFi Terbaru 2019?
Baca Juga : Apa Standar Keamanan WiFi Terbaru 2019?
Apabila memang harus menggunakan fasilitas Wi-Fi publik/umum, ada beberapa langkah yang bisa ditempuh untuk meminimalisir resiko pencurian data. Simaklah tips-tips yang dirangkum dari Wired, Senin (6/8/2018) di bawah ini.
Gunakanlah Wi-Fi yang Dikenal
Saat mengaktifkan Wi-Fi, perangkat akan memindai hotspot yang tersedia di sekeliling penggunanya. Agar tidak salah pilih, sebaiknya sambungkan gadget ke hotspot yang memang dikenal, misalnya hotspot milik pihak kafe tempat pengguna berada. Sebaiknya jangan terlalu banyak menyambungkan berbagai macam gadget ke hotspot di tempat baru. Semakin banyak hotspot yang tersambung ke gadget pengguna, semakin banyak juga kemungkinan ada keamanan yang kurang secure.
Baca Juga : Apakah Ada Teknologi Wireless yang Lebih Cepat dari Wi-Fi?
Baca Juga : Apakah Ada Teknologi Wireless yang Lebih Cepat dari Wi-Fi?
Hanya Gunakan Layanan Online dengan Pengamanan HTTPS
HTTPS digunakan untuk mengamankan transaksi data antara komputer pengguna dengan penyedia layanan online dengan enkripsi sehingga tak mudah dijebol oleh hacker. Sayangnya masih banyak layanan online yang belum menggunakan protokol HTTPS ini. Browser Google Chrome biasanya akan menandai situs yang belum menggunakan HTTPS sebagai “not secure”. Sebaiknya patuhi saja peringatan ini dan jangan lakukan login, apalagi ketika tersambung ke Wi-Fi publik demi keamanan penggunanya. Apabila tidak dienksripsi, data bakal sangat rawan dimanipulasi atau dicuri oleh hacker yang tersambung ke Wi-Fi yang sama.
Jangan Berikan Terlalu Banyak Informasi
Sebagian dari penyedia layanan hotspot publik, mungkin meminta data/informasi tambahan dari usernya berupa alamat e-mail atau nomor telepon. Tujuannya agar bisa mengenali pengguna saat tersambung ke layanan penyedia hotspot publik yang sama di lain tempat, untuk keperluan marketing. Sebaiknya jangan langsung percaya terhadao permintaan semacam itu, apalagi yang dipakai adalah hotspot di tempat baru yang belum pernah digunakan sebelumnya. Untuk meminimalisir resiko, user bisa memberikan alamat e-mail lain yang bukan alamat utamanya. Jangan memberikan informasi apapun apabila merasa ada sesuatu yang mencurigakan.
Batasi AirDrop dan FileSharing
File sharing dapat dijadikan celah oleh hacker sebagai pintu masuk, apabila sedang tersambung ke Wi-Fi publik. Sebaiknya matikan saja fitur ini apabila sedang tidak dipakai. Untuk mematikanya jika di PC, buka Network and Sharing Center, lalu klik Change advanced sharing settings, kemudian pilih Turn off file and printer sharing. Untuk pengguna Mac bisa membuka System Preferences, lalu klik Sharing, dan matikan semua opsinya. Selanjutnya, buka Airdrop dan klik opsi Allow me to be discovered by: No One dan untuk pengguna iOS bisa langsung saja membuka AirDrop di Control Center lalu matikan.
Gunakan VPN
Virtual Private Network alias VPNddaoat digunakan untuk menyamarkan identitas penggunanya dengan enkripsi data dan mengalihkan transaksi data ke server yang aman. Menggunakan VPN merupakan salah satu cara yang paling praktis dan efektif untuk mengamankan perangkat saat tersambung ke Wi-Fi publik. Ada banyak penyedia layanan VPN untuk desktop dan mobile. Sebagian besar menarik bayaran, tapi ada juga yang gratis seperti VPN Robot di Android dan bisa langsung download di Play Store.
Image Credit : umbrella.cisco.com
Image Credit : umbrella.cisco.com
